Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Mahasiswa KKNT UTM Arosbaya Gencarkan Sosialisasi Teknik Pembesaran Ikan Lele Berkelanjutan

44
×

Mahasiswa KKNT UTM Arosbaya Gencarkan Sosialisasi Teknik Pembesaran Ikan Lele Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
srwrwrwrw
Bapak Khoirul menyampaikan materi teknik pembesaran ikan lele bersama Bapak Abdus Salam Junaedi yang didampingi oleh perwakilan perangkat Desa Tengket

Daily Nusantara, Arosbaya – Potensi ekonomi ikan lele di Arosbaya mendapat suntikan energi baru. Melalui inisiatif proaktif dari mahasiswa-i KKNT Program Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Kelautan dan Perikanan, Fakultas Pertanian, Uiversitas Trunojoyo Madura,  masyarakat Desa Tengket kini siap untuk melakukan budidaya ikan lele dengan baik dan oftimal.

Sosialisasi yang digelar di Desa Tengket Arosbaya pada Tanggal 4 November 2025 ini dihadiri oleh 20  peserta, yang didominasi oleh kelompok Masyarakat Desa Tengket, khususnya kelompok pembudidaya ikan lele. Kegiatan ini merespons keluhan utama pembudidaya terkait tingginya biaya pakan dan risiko gagal panen akibat serangan penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai teknik pembesaran ikan lele (Clarias sp.) yang efisien dan ramah lingkungan, mulai dari persiapan kolam, pemilihan benih unggul, pemberian pakan, hingga pengelolaan kualitas air. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menerapkan metode budidaya yang produktif serta berkelanjutan dalam skala rumah tangga maupun komersial.

Jasa Penerbitan Buku

Inti dari sosialisasi ini adalah transfer pengetahuan mengenai manajemen pembesaran yang intensif. Pak Hoirul, seorang pembudidaya lokal yang dihadirkan sebagai pemateri menekankan bahwa kunci keberhasilan budidaya lele modern terletak pada beberapa aspek: persiapan kolam, pemilihan benih unggul, pemberian pakan, hingga pengelolaan kualitas air. “Pembudidaya seringkali rugi karena feeding rate (tingkat pemberian pakan) yang tidak terukur. Kami memperkenalkan metode perhitungan pakan berdasarkan biomassa ikan lele, dan proses greeding yang baik” jelas Pak Hoirul.

Peserta kegiatan yang terdiri dari mahasiswa, kelompok pembudidaya ikan, serta masyarakat sekitar, terlihat antusias mengikuti sesi teori. Mereka mendapatkan kesempatan langsung untuk mempelajari teknik pemeliharaan lele dari tahap awal penebaran hingga masa panen.

dqeqeqqq
Madkholik bertanya kepada Bapak Khoirul seputar topik pembesaran ikan lele

Madkholik mahasiswa KKNT desaTengket 2025 bertanya  “perihal padat tebar yang baik pada kolam budidaya ikan lele?’’ ucapnya. Pak Khoirul selaku pemateri dan pembudidaya ikan lele di desa Tengket menjawab “bahwa padat tebar yang bagus untuk budidaya ikan lele yaitu 150 sampai 250 ekor setiap satu meter persegi kolam budidaya, dan hal ini menyesuaikan dengan ukuran kolamnya”.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendukung peningkatan produksi ikan air tawar di desa Tengket Arosbaya, sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat pesisir dan pedesaan. “Kami siap mendampingi kalau ada yang ingin budidaya ikan lele,” tambah pak Khoirul. Rifli menuturkan bahwa dia menjadi tahu dan lebih mengerti dari paparan Pak Khoirul bahwa persiapan kolam menjadi hal terpenting di tahapan awal kegiatan budidaya karena persiapan kolam bertujuan untuk membersihkan kolam budidaya perikanan dari kemungkinan hama, predator, dan sisa kotoran dari kegiatan budidaya perikanan sebelumnya. Cinta juga mengakui bahwa pemilihan benih yang seragam, aktif, dan terbebas dari penyakit dari kisaran ukuran 5-7 cm atau 9-12 cm merupakan benih yang ideal untuk ditebarkan dalam kolam budidaya perikanan. Cinta juga menambahkan, “Penebaran benih ikan yang baik dilakukan di pagi atau sore hari agar ikan tidak stres atau bahkan mengalami kematian sesaat setelahnya”, paparnya setelah memahami dengan seksama penjelasan dari Pak Khoirul.

Ajeng juga menyampaikan, “Dua hal yang harus dipelihara dan diperhatikan dengan baik selama kegiatan pemeliharaan benih ikan lele hingga tahap pembesaran dan panen adalah kegiatan manajemen pakan dan manajemen kualitas air. Kedua hal tersebut sangat berkaitan erat sehingga kesuksesan pembesaran ikan lele banyak ditemukan bila kedua hal ini bisa diupayakan dengan sangat baik.” Thalita menguatkan, “Pengendalian penyakit menjadi faktor lain penentu keberhasilan kegiatan pembesaran ikan lele yang dibudidaya.” Ia mengutip pernyataan Pak Khoirul, “Pencegahan lebih utama daripada pengobatan sehingga pemantauan harian seperti nafsu makan, warna tubuh ikan, gerakan ikan, serta respons ikan menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan oleh para pembudidaya ikan lele.” Devita juga mengingat pesan Pak Khoirul dalam paparannya, “Lebih baik menggunakan bahan yang aman untuk mencegah terjadinya dan munculnya penyakin seperti garam krosok, obat-obatan herbal, serta probiotik ikan sebelum penggunaan obat kimia.”

Prof. Zainuri menegaskan bahwa umur panen ikan lele yang dibudidaya harus disiapakan agar didapatkan biomassa yang cukup dan diharapkan oleh pasar. Pak Alfan menambahkan, “umur panen yang ideal untuk kegiatan pembesaran ikan lele berkisar antara 60-90 hari agar lele siap untuk dipasarkan dan dikonsumsi. Pak Abdu memberikan apresiasinya kepada King Lele Farm yang telah mengaplikasikan probiotik ikan Fiysh Pro untuk membantu pengoptimalan kegiatan pembesaran ikan lele di Kecamatan Arosbaya. Pihaknya dan tim akan terus berupaya dan mengoptimalkan kegiatan riset yang baik agar produk probiotik ikan Fiysh Pro dapat diaplikasin di beberapa tempat lainnya, selain di Desa Tengket. Abdu menjelaskan, “Desa Tengket, khususnya kolam milik mitra King Lele Farm ini layak dijadikan sebagai kolam percontohan untuk kegiatan budidaya ikan lele di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.” Abdu menambahkan bahwa pihaknya dan tim akan siap menjalin kolaborasi dengan beberapa pemerintah daerah setempat atau beberapa pembudidaya ikan lele lainnya terkait penggunaan probiotik ikan yang baik dan direkomendaikan dalam kegiatan budidaya ikan lele.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bidang perikanan budidaya, khususnya pembesaran ikan lele dalam kolam bundar baik dengan sistem bioflok atau non-bioflok semakin meningkat sehingga mampu menunjang ketahanan pangan dan ekonomi daerah berbasis sektor perikanan.