Sudah dirilis dan beredar dipasaran, desain motif batik Mega Kinurung. Dalam corak sogan berlatar hitam, sekilas tampak sederhana namun bernuansa mewah dan harismatik, simpel namun mempesona. Dalam sepekan sudah terjual hingga 500 kodi, artinya tembus 10.000 lembar.
Motif batik Mega Kinurung secara garis besar merupakan simbol ketinggian derajat sekaligus tolak balak. Didesain oleh Sri Narendra Kalaseba, seorang budayawan milenial pencipta sekaligus penembang Kidung Wahyu Kolosebo. Motif batik Mega Kinurung merupakan salah satu karya indah yang dipersembahkan oleh Sri Narendra Kalaseba di dunia seni perbatikan Nusantara.
Dalam waktu dekat motif batik Mega Kinurung akan kembali diproduksi dengan corak serta warna berbeda dari sebelumnya. Ini adalah hak paten sekaligus hak kekayaan intelektual Sri Narendra Kalaseba.
Terkait produksi dan pemasaran motif batik Mega Kinurung secara resmi dikelola dan dipasarkan oleh Griya Garuda Kencana sebagai agensi tunggal.
Motif batik Mega Kinurung bukan sekedar motif batik biasa. Ada nilai-nilai filosofi luhur yang disematkan dalam gambar batik tersebut. Diantaranya gambar mega yang diapit oleh empat matahari bersinar dalam motif batik Mega Kinurung secara filosofis merepresentasikan adanya sosok berderajat tinggi yang dijaga oleh empat kekuatan.
Empat kekuatan tersebut bukan hanya mencerminkan kuat secara fisik belaka, namun juga kuat dalam tataran rohani. Hal ini senada dengan filosofi Jawa yang berbunyi “Papat Kiblat Limo Pancer.” Menjadikan motif batik Mega Kinurung bernilai sakral bagi pemiliknya.
“Batik itu bukan hanya sekedar sandang (pakaian) yang terlihat indah dipandang mata. Batik bagi saya pribadi memandangnya bagai deskripsi sejarah yang tertuang dalam lambang dan warna (motif.) Memiliki batik sama halnya menulis sejarah, memahami sejarah dan mengambil hikmah sejarah kedalam diri!” Jelas Sri Narendra Kalaseba desainer motif batik Mega Kinurung